Hhehe.. hello readers... kali ini aku cuma mau share comic buatanku.. hahah
skip to main |
skip to sidebar
TEMUKAN INSPIRASI DARI DIRIMU SENDIRI BUKAN DARI ORANG LAIN
Pages
Selasa, 28 Februari 2012
KOMANDAN DAN PRAJURIT
Diposting oleh
storyPox
di
07.29
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Jumat, 24 Februari 2012
EXCHANGE
Ada seorang suami, dimana ia merupakan orang yang begitu arif dan tekun dalam menjalani pekerjaannya, baik itu pekerjaan di kantor maupun pekerjaannya di rumah dalam posisinya sebagai suami dari seorang wanita bernama Mirani. Sebut saja Harold, itulah nama panggilannya walaupun sebenarnya nama aslinya adalah Joko Harino. Nama Harold menjadi sebutannya karena wajahnya sangat mirip dengan tokoh aktor pemeran Harold dalam film Harold and Kumar. Itu menurut istri dan teman – temannya.
Hampir setiap hari Harold menghabiskan waktunya di kantor dan baru pulang ke rumah pada petang hari. Kadang – kadang juga lembur dan pulang besok pagi. Itulah Harold dan kesibukannya. Suatu hari, Harold sedang berada pada masalah besar, perusahaan yang ia pegang berada pada ambang kehancuran. Ia tak tahu apa yang mesti dilakukan, segala cara telah ia tempuh tapi hasilnya tetap sama, nihil. Ketika ia sampai di rumah, Harold langsung merebahkan tubuhnya di sofa, dipegangnya keningnya dan terus berpikir bagaimana ia bisa membawa perusahaannya ke arah yang benar. Mirani tiba – tiba muncul dari balik pintu yang menghubungkan antara kamar tidur dan ruang tamu. Dipandanginya wajah suaminya yang terihat sangat frustasi. “ Ada apa denganmu Harold ? “ mirani meraih tangan suaminya dan memegangnya erat. Harold melirik istrinya tanpa mengatakan sepatah kata pun. “ Berdoalah padaNYA atas segala masalah yang kau hadapi dan yakinlah bahwa DIA akan mengabulkan doamu. “ pinta mirani sambil tersenyum.
Tak tanggung – tanggung Harold pun melakukan apa yang dikatakan oleh istrinya dan mulailah ia berdoa setiap hari. Dalam doanya ia berharap agar perusahaannya bangkit kembali. Dua hari kemudian, doa tulus Harold terkabul. Sesuatu yang luar biasa terjadi pada perusahaannya dan Harold pun mulai bangkit kembali. Harold begitu senang, sesampainya di rumah dipeluknya istrinya dan membisikkan kata terima kasih padanya.
Beberapa bulan kemudian, setelah Harold dan perusahaannya bangkit kembali. Harold kembali pada aktifitas awalnya dimana ia disibukkan pada pekerjaannya lagi. Di waktu petang ketika Harold tiba di rumah, istrinya langsung menyambutnya sambil membawakan secangkir kopi hangat. Mirani tampak rapi dengan dandanannya dan tampak elok dipandang. Inikah istriku mirani yang kukenal ? pikir Harold dalam hatinya. Aku tampak berantakan sedangkan istriku begitu rapinya. Apa ini enaknya jadi seorang istri ? Harold pun kembali pada keinginan barunya.
Malam itu Harold sedang duduk di teras depan rumahnya sambil berhayal. Tuhan, izinkanlah aku supaya hidupku seperti hidup istriku mira yang tanpa beban. Setidaknya, aku ingin bertukar. Aku yang menjadi mirani dan mirani menjadi aku. Pinta Harold dalam doanya. Dua hari kemudian, seperti doanya yang terkabul sebelumnya, permintaannya kali ini pun terkabul. Harold menjadi mirani lengkap dengan tubuhnya dan mirani menjadi Harold. Harold yang dalam tubuh mirani sadar akan karakter barunya, sedangkan mirani yang dalam tubuh Harold sama sekali tidak sadar, ia seperti di beri memori baru yaitu memori kelakuan.
Mirani yang menjadi Harold puun berangkat kerja, semua pekerjaan yang semula dilakukan Harold dikerjakan oleh mirani. Harold yang tinggal di rumah pun melakukan pekerjaan seperti yang sering dikerjakan istrinya. Mencuci baju, mengepel lantai, membersihkan tempat tidur, dan sebagainya semua dilakukan Harold. Harold merasa pekerjaan barunya tidak begitu sulit tidak sama dengan pekerjaan di kantor yang isinya minta ampun.
Seminggu kemudian, Harold kembali dilingkupi rasa jenuh. Ia mulai bosan dengan kehidupan sebagai mirani. Melakukan pekerjaan monoton setiap hari dan menunggu mirani pulang. Akhirnya, ia kembali berdoa pada Tuhan “Tuhan aku sudah bosan dengan hidup sebagai mirani, iziinkanlah hambamu ini kembali menjadi Harold, tubuh asliku” Harold berlutut sambil memohon. Tak lama kemudian, ada suara yang terngiang di telinganya, oh tidak bisa, kamu tak bisa kembali ke tubuhmu lagi Harold!. Harold terkaget dan berkata “ Ba-bagaimana mungkin itu terjadi ? kenapa aku tak bisa kembali ke tubuhku ? “. Suara sayup – sayup itu pun berkata dengan lantang “ MAAF HAROLD, KAMU TAK BISA KEMBALI KE TUBUHMU KARENA KAU TELAH HAMIL ! “
*****THE END****
Diposting oleh
storyPox
di
06.18
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Selasa, 21 Februari 2012
When the boy saw his father
Cerita ini sebenarnya merupakan suatu cerita yang pernah ku dengar dalam suatu khotbah.... saya sangat suka dengan inti ceritanya sehingga ku coba untuk menliskannya di blog ini
When The boy saw his father
Ketika Bryan masih kecil. Ia sangat suka meluangkan waktunya untuk menonton di sebuah theater. Hampir setiap hari ia pergi kesana setelah ia pulang dari sekolah. Bryan begitu senang melihat pertunjukan – pertunjukan drama di masa itu, Ia terkadang memperagakan beberapa adegan – adegan dalam drama di kamarnya.
Suatu ketika, ayah bryan melihat apa yang sering dilakukan anaknya itu. Dipikirnya bahwa suatu saat anaknya akan tumbuh menjadi seorang aktor yang hebat. Sang ayah mendekati anak kesayangannya itu. “ Bryan kemarilah ! ada hal yang ingin ayah katakan padamu “ seru ayah dengan nada lembut sambil tersenyum. Si kecil bryan segera menghentikan adegan yang ia lakoni di dalam kamarnya, ia bergegas berlari ke arah ayahnya dan memeluknya. Sang ayah kemudian berkata kepada bryan “ kenapa kamu suka melakukan adegan – adegan yang diperagakan dalam theater si kancil ? “
“ Karena aku ingin menjadi seorang aktor sama seperti mereka yang memainkan peran di theater itu “. Jawab bryan.
“Anak dengan impian besar, ayah menyayangimu nak. “ sang ayah mengusap – usap rambut bryan sebagai tanda sayang ayah kepada anaknya.
Beberapa tahun kemudian, bryan mulai tumbuh menjadi sosok remaja yang sopan, rajin, dan penurut. Pola perilakunya banyak berubah karena ia telah masuk ke dalam jenjang pubertasi. Tapi satu hal yang tak bisa bryan hilangkan yaitu kesukaannya menonton pertunjukan di theater. Suatu hari ayahnya berkata padanya, katanya : “ kamu boleh saja mengunjungi semua theater di kota ini, tapi 1 theater ini jangan pernah mencoba untuk pergi kesana. Theater yang berada di seberang jalan, dekat jembatan”.
Bryan keheranan mendengar perkataan ayahnya. “ kenapa aku tak bisa kesana ? “ tanyanya penasaran.
“ jangan pernah kesana nak ! karena di sana ada sesuatu yang seharusnya tidak kamu lihat “. Tegas sang ayah.
Rasa penasaran berkecamuk di pikiran bryan. Ia sungguh ingin tahu maksud dari perkataan ayahnya. “mengapa aku tak harus ke tempat itu ?” pertanyaan ini terus melayang di pikirannya.
Ada maksud tertentu yang di sampaikan ayah bryan kepada bryan yaitu supaya iya tidak melihat penari striper di theater yang di maksud.
Hari demi hari berlalu, rasa ingin tahu bryan mulai mendorongnya untuk mencoba melanggar perintah ayahnya. Di raihnya pakaian dari balik lemari dan berdandan dengan rapi malam itu. Ia memutuskan untuk pergi ke theater yang di maksud sang ayah. Sesampainya di sana, bryan begitu gugup membuka pintu yang menghubungkannya dengan ruang tempat duduk penonton. Setelah dibukanya pintu itu, bryan terkejut melihat apa yang ada di depannya dan ia mulai tahu maksud perkataan ayahnya. Ia bergegas berlari pulang. Rasa penyesalan timbul di hatinya. Bukan karena kelakuannya yang melanggar perintah ayahnya yang ia sesali tapi penyesalan itu timbul karena apa yang dilihat di theater tadi ternyata adalah ayahnya yang sedang menari – nari bersama dengan para penari telanjang.
** THE END **
Cerita yang begitu mengejutkan bukan ? heheeh........ ada hal yang perlu kita pelajari dalam hal ini, bagaimana kita bersikap bijak dalam menanggapi suatu hal. menurut anda :
1. apakah nasehat atau larangan yang di berikan ayah bryan bisa dikatakan benar ?
2. haruskahh Bryan melihat apa yang dilakukan ayahnya ?
Dua pertanyaan inilah yang menjanggal ketika kita membaca cerita di atas. para readers pasti tahu jawaban yang tepat.
Diposting oleh
storyPox
di
06.33
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook